TransparanNews, KOTA BEKASI – Seorang pasien bernama ‘Sahat Pintor Hutajulu’ (73) di Rumah Sakit EMC Pekayon, Kota Bekasi, dilaporkan mengalami kendala serius dalam proses perawatan kesehatan medis. Pihak keluarga pasien mengungkapkan, kekecewaan terhadap pelayanan rumah sakit yang dinilai kurang transparan, baik terkait prosedur perawatan medis maupun pelayanan yang diberikan.
Menurut penuturan pihak keluarga, pasien membutuhkan penanganan intensif. Namun, pihak rumah sakit dalam memberikan tindakan medis tidak performa. Tak hanya itu, keluarga juga merasa pihak RS EMC sungguh tidak masuk akal ketika memulangkan pasien dengan kondisi yang belum stabil.
Baca Juga : https://transparannews.com/keluarga-pasien-anggap-rapat-komisi-iv-dengan-rs-emc-tidak-relevan/
“Tanggal 1-2 September, bapa (pasien) sudah stabil serta sudah bisa homecare menurut pihak RS EMC, tapi kami pihak keluarga merasa ko dengan kondisi yang begini bapak dipulangkan,” ujar pihak keluarga pasien saat dikonfirmasi langsung, Rabu (17/9/2025).
Kendati begitu, pihak keluarga menyayangkan atas kejadian yang menimpa sang ayah ‘Sahat Pintor Hutajulu’ saat dipulangkan oleh pihak RS EMC Pekayon ini.
“Ada kejanggalan sebenernya, kita sebagai orang awam seharusnya dirujuk, kalo mereka tidak mampu iya sebaiknya di rujuk.
Kejanggalan berikut adalah ketika saya berbicara langsung dengan kepala perawat RS EMC ICU, si Rosma bilang begini ‘kalo terjadi keterpurukan bapa (pasien) jangan di bawa ke RS EMC lagi yah, di dampingi juga oleh dokter jaga,” sambungnya.
“Padahal pasien sedang dalam kondisi darurat. Kami butuh keterbukaan dan kepastian dalam hal pelayanan perawatan kesehatan ini,” tegasnya.
Usai dipulangkan dari RS EMC Pekayon pasien bernama ‘Sahat Pintor Hutajulu’ pihak keluarga langsung membawanya ke RS Primaya Kalimalang, Bekasi Selatan bersama Relawan Ambulan Karang Taruna.
“Di tanggal 6 malam juga sekitar pukul 18.30 WIB dari RS EMC kami langsung bawa bapa (pasien) menuju ke rumah sakit Primaya menggunakan ambulan mandiri.
Alesan pihak RS EMC tidak menyediakan ambulance, karna ini bukan pasien rujukan, kalo ini rujukan mereka akan siapkan ambulance,” cetusnya.
RS Primaya, Kalimalang, Bekasi Selatan menyarankan, agar pasien untuk dikembalikan ke RS EMC, melihat kondisi pasien yang tidak memungkinkan.
“Balikin lagi ke EMC Bu, kondiisi pasien tidak memungkinkan untuk dipindahkan. Balikan lagi ke RS EMC biar mereka mengevaluasi,” tegas Suster Primaya.
Kasus ini mendapat perhatian publik setelah beredar di website pemeberitaan media online dan media sosial. Banyak netizen yang menilai rumah sakit seharusnya mengutamakan keselamatan pasien di atas kepentingan bisnis.
Sungguh menyedihkan bukan ? Yang harusnya di moment ‘Hari Keselamatan Pasien Sedunia’. Justru, masih banyak kekurangan dalam pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
Kendati begitu, kasus ini menambah daftar panjang sorotan publik terhadap kualitas layanan kesehatan terkhusus untuk Rumah Sakit Swasta (RSS) di Kota Bekasi.
Masyarakat berharap, Pemerintah Kota Bekasi melalui Walikota, Tri Adhianto dan khususnya Dinas Kesehatan, dapat turun tangan untuk memastikan hak-hak masyarakat terlindungi. (REDAKSI)
TransparanNews, KOTA BEKASI – Kerja Nyata Dinkes…
TransparanNews, KOTA BEKASI – Wali Kota Bekasi,…
TransparanNews, KOTA BEKASI – Quest Prime Cikarang…
TransparanNews, KOTA BEKASI – Perempuan PAN (PUAN)…
TransparanNews, KOTA BEKASI – Sebanyak 393 Pegawai Pemerintah…